Sabtu, 29 Oktober 2011

ASMA BRONKIAL


                                                                                    
Diagnosa 1 : Tak efektif bersihan jalan nafas b/d bronkospasme

Hasil yang diharapkan: mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi bersih dan jelas.
Intervensi
Rasional
Mandiri
Auskultasi bunyi nafas, catat
adanya bunyi nafas, ex: mengi
Beberapa derajat spasme
bronkus terjadi dengan
obstruksi jalan nafas dan
dapat/tidak dimanifestasikan
adanya nafas advertisius.
Kaji / pantau frekuensi
pernafasan, catat rasio inspirasi /
ekspirasi.
Tachipnea biasanya ada pada
beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penerimaan
atau selama stress/ adanya
proses infeksi akut.
Catat adanya derajat dispnea,
ansietas, distress pernafasan,
penggunaan obat bantu.
Disfungsi pernafasan adalah
variable yang tergantung pada
tahap proses akut yang
menimbulkan perawatan di
rumah sakit.
Tempatkan posisi yang nyaman
pada pasien, contoh :
meninggikan kepala tempat tidur,
duduk pada sandara tempat tidur
Peninggian kepala tempat
tidur memudahkan fungsi
pernafasan dengan
menggunakan gravitasi.
Pertahankan polusi lingkungan
minimum, contoh: debu, asap dll
Pencetus tipe alergi
pernafasan dapat mentriger
episode akut.
Tingkatkan masukan cairan
sampai dengan 3000 ml/ hari
sesuai toleransi jantung
memberikan air hangat.
Hidrasi membantu
menurunkan kekentalan
sekret, penggunaan cairan
hangat dapat menurunkan
kekentalan sekret,
penggunaan cairan hangat
dapat menurunkan spasme
bronkus.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai dengan
indikasi bronkodilator.
Merelaksasikan otot halus dan
menurunkan spasme jalan
nafas, mengi, dan produksi
mukosa.
Diagnosa 2: Malnutrisi b/d anoreksia
Hasil yang diharapkan : menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan yang tepat.
Intervensi
Rasional
Mandiri
Kaji kebiasaan diet, masukan
makanan saat ini. Catat derajat
kerusakan makanan.
Pasien distress pernafasan akut
sering anoreksia karena
dipsnea.
Sering lakukan perawatan oral,
buang sekret, berikan wadah
khusus untuk sekali pakai.
Rasa tak enak, bau menurunkan
nafsu makan dan dapat
menyebabkan mual/muntah
dengan peningkatan kesulitan
nafas.
Berikan oksigen tambahan
selama makan sesuai indikasi.
Menurunkan dipsnea dan
meningkatkan energi untuk
makan, meningkatkan masukan.
Diagnosa 3 : Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen(spasme bronkus)
Hasil yang diharapkan ; perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan edukuat.
Intervensi
Rasional
Mandiri
Kaji/awasi secara rutin kulit
dan membrane mukosa.
Sianosis mungkin perifer
atau sentral keabu-abuan
dan sianosis sentral mengindikasi
kan beratnya
hipoksemia.
Palpasi fremitus
Penurunan getaran vibrasi
diduga adanya pengumplan
cairan/udara.
Awasi tanda vital dan irama
jantung
Tachicardi, disritmia, dan
perubahan tekanan darah
dapat menunjukan efek
hipoksemia sistemik pada
fungsi jantung.
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan
sesuai dengan indikasi hasil
AGDA dan toleransi pasien.
Dapat memperbaiki atau
mencegah memburuknya
hipoksia
Diognasa 4: Risiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuat imunitas.
Hasil yang diharapkan :
- mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko
infeksi.
- Perubahan ola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang nyaman.
Intervensi
Rasional
Mandiri
Awasi suhu.
Demam dapat terjadi karena
infeksi dan atau dehidrasi.
Diskusikan kebutuhan nutrisi
adekuat.
Malnutrisi dapat mempengaruhi
kesehatan umum
dan menurunkan tahanan
terhadap infeksi.
Kolaborasi
Dapatkan specimen sputum
dengan batuk atau pengisapan
untuk pewarnaan
gram,kultur/sensitifitas.
untuk mengidentifikasi
organisme penyabab dan
kerentanan terhadap
berbagai anti microbial.
Diagnosa 5: Kurang pengetahuan b/d kurang informasi ;salah mengerti.
Hasil yang diharapkan :
• menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.

Intervensi
Rasional
Jelaskan tentang penyakit
individu
Menurunkan ansietas dan dapat
menimbulkan perbaikan
partisipasi pada rencana
pengobatan.
Diskusikan obat pernafasan,
efek samping dan reaksi yang
tidak diinginkan.
Penting bagi pasien memahami
perbedaan antara efek samping
mengganggu dan merugikan.
Tunjukkan tehnik penggunaan
inhakler.
Pemberian obat yang tepat
meningkatkan keefektifanya.



REFERENSI

Sudoyo Aru W, Setiyohadi Bambang , dkk . 2006 . Ilmu Penyakit Dalam Jilid I .
Jakarta : Interna Publishing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar